Info Terbaru 2022

Tradisi Kejam Memperlakukan Binatang Di Aneka Macam Negara

Tradisi Kejam Memperlakukan Binatang Di Aneka Macam Negara
Tradisi Kejam Memperlakukan Binatang Di Aneka Macam Negara
Undang-undang yang mengatur ihwal kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan dan makhluk hidup tampaknya tidak 'laku' disejumlah negara ini. Seakan kembali ke peradaban barbar, banyak tradisi kejam memperlakukan hewan dan makhluk hidup  yang masih bisa kita temukan hingga ketika ini. 

Bukan di negara terbelakang, tapi negara-negara maju yang dianggap telah berperadaban tinggi menyerupai Spanyol, Cina, Vietnam, Italia, Belgia dan masih banyak lagi yang tetap melangsungkan ekspo tahunan untuk mempertontonkan hewan dan makhluk hidup-binatang dan makhluk hidup malang dibunuh, disiksa demi sebuah hiburan manusia. 

Dari dulu hingga kini pun alibi mereka tidak pernah berubah, 'Ini tiruana demi mempertahankan tradisi dan adat istiadat peninggalan nenek moyang kami'.

Sahabat kejadiananeh.com, memberikankut 18 tradisi kejam memperlakukan hewan dan makhluk hidup di aneka macam negara. Oh iya lantaran gambar dan videonya terlalu 'sadis', nanti takut bikin kau shock, sengaja saya memberikankan saja detik-detik citra sebelum sanksi mati yang tidak terlalu mengerikan.

1. Lomba Memanah Ayam Hidup di China

Ayam memanglah hewan dan makhluk hidup ternak, tapi bukan berarti kita bisa seenaknya mempermainkan nyawa mereka begitu saja untuk sebuah program hiburan. Dan itulah yang terjadi di Yanbian Provinsi Jilin, Cina, sebuah desa yang ditikut mencicipi masyarakat keturunan Korea-Cina. 

Sejak tahun 2013 lalu, penduduk disana selalu menyelenggarakan perlombaan memanah ayam hidup setiap tahunnya, untuk merayakan ekspo demam isu salju. 

Atas nama mempertahankan kebudayaan istiadat, perlombaan ini bertujuan untuk memperlihatkan kesangat menguasaian memanah, dimana penduduk orisinil Yabian, memang dikenal mahir memanah semenjak zaman nenek moyang mereka.

Ayam-ayam malang tersebut sebelumnya digantung terbalik pada sebuah dinding es besar untuk dijadikan sebuah incaran tembakan. Bagi para penerima yang berhasil menembak sempurna di pecahan kepalanya akan menerima evaluasi ludang kecepeh. 

undang yang mengatur ihwal kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan dan makhluk hidup tampaknya tidak  Tradisi Kejam Memperlakukan Hewan di Berbagai Negara

Dan hal itu terus diulangi hingga mendapatkan point terbanyak untuk memilih sang juaranya. Terbayang bukan, bagaimana menderitanya ayam-ayam malang tersebut dalam keadaan sekarat masih saja terus dihujani dengan anak panah.

Perlombaan yang dianggap kejam ini banyak mendapatkan kritik tajam dari para wisatawan asing, berdasarkan mereka sangat tak pantas memperlakukan hewan dan makhluk hidup hanya untuk kesenangan dan hobi saja. 

Berbeda dengan ayam ternak yang memang dikhususkan untuk dibunuh namun tiruana itu demi kelangsungan hidup manusia.

2. Ritual Sadis Membelah Babi di Vietnam

Menjelang simpulan tahun, warga Desa Nem Thuong di Provinsi Bac Ninh, Vietnam selalu menggelar ritual sadis membelah babi jadi dua, untuk persembahan Dewa Doan Thuong, sang penjaga desa mereka. Tak hanya dipenuhi masyarakat lokal saja, ribuan warga dari aneka macam daerah juga menyempatkan diri untuk mengdatang i ritual asing tersebut.

Prosesi memotong babi ini sangatlah kejam, beberapa babi berukuran besar akan diikat kaki dan tangannya terludang kecepeh berlalu dan silam. Kemudian sang algojo membawa sebuah golok panjang dan sesudah dibacakan mantra oleh ketua adat, ia pun pribadi menghujamnya sempurna dibagian dada hingga terbelah menjadi dua.

Setelah itu warga yang sudah berkumpul akan segera berebutan sambil bersorak-sorai kesenangan, mencelupkan uang mereka ke darah babi tersebut. Hal ini diyakini penuh oleh mereka hingga sekarang, bahwa darah babi yang dipersembahkan dalam ritual, bisa mendatangkan nasib baik, keberuntungan serta hasil panen melimpah di tahun yang akan tiba ini.

3. Membakar Wajah Banteng

Berbicara mengenai banteng, tentu saja kita pribadi teringat dengan Spanyol yang dijuluki sebagai negeri Matador ini. Tapi sayangnya, dari aneka macam ekspo banteng yang sangat menarik di Spanyol. Ada sebuah tradisi menyiksa hewan yang masih dilakukan hingga kini oleh warga desa Medinaceli. 


Dalam tradisi tahunan tersebut, mereka akan melumuri wajah banteng dengan tar dan kemudian membakarnya. Tradisi kejam yang berjulukan Toro Jubilo ini dilakukan di alun-alun kota, dan banteng yang sudah terbakar wajahnya, ia akan lari kesakitan mengejar orang-orang disekitarnya. 

Tak jarang, banteng-banteng malang ini akan berakhir nasibnya dengan kondisi mata buta ataupun wajah setengah hancur tanggapan menabrak dinding kota.

4. Merajam Keledai

Selain tradisi Toro Jubilo, ada juga tradisi Pero Palo di Spanyol yang memakai hewan dan makhluk hidup sebagai objek hiburan. 

Tradisi ini berawal dari dongeng jaman berlalu dan silam, ketika warga Villanueve de la Vera menangkap berair seorang pelaku pemerkosa, kemudian mereka menyiksanya sambil diarak keliling desa, dan selanjutnya si pemerkosa tersebut dihukum mati.


Kebudayaan asing ini masih terus dilakukan hingga kini dengan pelaku 'penggantinya', yakni Keledai. Hewan malang tak berdosa ini diarak sambil disiksa sepanjang perjalanan. Para penduduk desa akan memukul, melempari batu, atau menyulut petasan di kaki keledai tersebut hingga si keledai mati lantaran tak berpengaruh menahan kesakitan. 

Begitu kejamnya mereka memperlakukan keledai menyerupai pelaku pelecehan seksual saja. Sampai pernah dilaporkan pada tahun 2014 lalu, ada seorang penonton yang menembak keledai knorma dan sopan santun sedang diarak warga dengan senjata shotgun.

5. Menyiksa Anjing

Masih di negara Spanyol, tradisi lain yang tidak kalah sadis dan mengerikannya yaitu menyiksa anjing. Jika banyak orang memelihara anjing dan merawatnya sebagai peliharaan rumah, lain halnya bagi Galgueros, sebuah komunitas pemburu hewan dan makhluk hidup di Spanyol.


Hobi mereka yang gemar berburu, menciptakan mereka memakai Geryhound, anjing pelari tercepat di dunia untuk melacak hewan dan makhluk hidup buruan mereka. Jika si anjing tidak bisa menemukan buruan tuannya, hal naas akan menimpa si anjing, lantaran anjing tersebut akan disiksa dengan sangat kejam hingga mati oleh majikannya. Hal itu harus dilakukan demi memulihkan harga diri dan kehormatan sang majikan.

Seakan sudah menjadi tradisi, kelakuan bejat para komunitas Galgueoros semakin brutal saja. Mereka hingga kini sering menyiksa anjing dengan cara menyiramkan cairan keras, mengulitinya, menyeretnya dengan mobil, bahkan menguburnya hidup-hidup. Itu tiruana akan dilakukan bagi anjing-anjing yang gagal menangkap buruannya.

6. Flying Fox Bergelantungan di Leher Angsa

Tidak hanya hingga di situ, warga desa Lekeito di Spanyol masih mempunyai tradisi bodoh yang tetap mereka lestarikan ludang kecepeh dari 352 tahun, yakni memperlakukan Angsa secara tidak wajar. Tradisi bodoh tersebut dinamakan Festival Santo Pelindung, dimana seujung belibis akan di ikat pada sebuah tali diatas sebuah kolam. 

undang yang mengatur ihwal kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan dan makhluk hidup tampaknya tidak  Tradisi Kejam Memperlakukan Hewan di Berbagai Negara

Kemudian para penerima akan bergelantungan dileher belibis tersebut, siapa yang bisa bertahan paling lama dialah sang pemenangnya. Mirisnya, dalam ekspo tersebut, banyak sekali angsa-angsa malang yang harus putus kepalanya tanggapan tak berpengaruh menahan berat tubuh dari manusia-manusia bodoh.

Untungnya, sesudah dikecam keras oleh para pencetus pelindung hewan dan makhluk hidup, tradisi yang mengatasnamakan agama (padahal tak terang asal-usulnya) tersebut sudah jauh ludang kecepeh berperikemanusiaan, yakni sudah memakai belibis mati dan bukan belibis yang masih hidup lagi.

7. Melempar Kambing dari Atas Menara

Negara Spanyol masih punya tradisi kejam terhadap hewan dan makhluk hidup lainnya. Inilah tradisi yang dilakukan ketika perayaan ekspo The San Vicente de Martir yang dilakukan di Desa Manganeses de la Polvorosa. 


Dalam tradisi yang satu ini, para warga akan berkumpul dan merayakan ekspo tersebut dengan melempar kambing dari atas menara. Para warga tidak khawatir ihwal keadaan kambing yang mereka lempar itu lantaran berdasarkan kepercayaan mereka, kambing akan tetap hidup dan tidak akan lumpuh atau cedera sedikit pun, padahal fakta dilapangan sudah bisa kita tebak :). 

Karena sadisnya tradisi melempar kambing ini, pemerintah Spanyol alhasil melarang keras diadakannya ekspo tahunan tersebut semenjak tahun 2002 lalu.

8. Ritual Kuil Gadhamai

Jutaan umat Hindu Nepal selalu menciptakan perayaan khusus setiap 5 tahun sekali untuk menyenangkan hati Dewi Kesejahteraan dan Dewa Keberuntungan di Kuil Gadhimai, Bariyarpur. Sebelumnya Ritual yang dilakukan pada tahun 2009, sudah memotong 250.000 burung. 

Dan pada November 2014 kemarin, Umat Hindu Nepal menumbalkan kerbau sebanyak 6 ribu ujung, serta ludang kecepeh dari 100 ribu hewan dan makhluk hidup lainnya dari Kambing, Ayam Jantan, Tikus, Burung Dara dan Babi. 

Ritual yang dilangsungkan selama 2 hari itu dipercaya oleh para penganutnya akan mendatangkan kesejahteraan, kemakmuran dan keberuntungan sesudah Dewa Dewi Gadhimai terpuaskan.

Meski ini yaitu pecahan dari tradisi Hindu Nepal, namun acara ini tak hanya dikecam keras oleh organisasi dunia PETA saja, Umat Hindu di India pun melalui perwakilan Mahkamah Agung memboikot agresi keji tradisi tersebut dengan cara tidak mendapatkan undangan pengiriman hewan dan makhluk hidup yang akan dijadikan tumbal dalam Ritual Kuil Gadhamai tersebut. 

Sedangkan pemerintah Nepal hanya bisa menurunkan ribuan Aparat Kepolisian  agar tidak terjadi bentrokan antara Aktivis Pecinta Hewan dengan Jemaat Penganut Kuil Gadhamai.

'Ini hal yang sangat tidak pantas, mengatasnamakan Agama untuk membunuh hewan dan makhluk hidup dengan keji, ratusan ribu hewan dan makhluk hidup malang tersebut dibantai beramai-ramai oleh insan tanpa belas kasihan di sebuah lapangan luas, benar-benar menyerupai banjir darah tempat pembunuhan massal itu.

Kami mencoba berusaha menyadarkan penganut Hindu di Nepal biar melaksanakan pemujaan dengan cara hening tanpa harus melaksanakan kekejaman terhadap hewan dan makhluk hidup. Dan tak ada dalam pedoman agama Hindu yang mengajarkan tradisi kejam menyerupai ini', ungkap para Umat Hindu di India.

9. Menembakkan Meriam dengan Peluru Burung-burung puyuh

Memang negara Spanyol punya banyak sekali tradisi yang sangat kejam dalam memperlakukan hewan dan makhluk hidup. Tradisi lain yang tidak kalah sadis juga dilakukan warga di pesisir pantai Mediterania, Spanyol. 


Dalam tradisi ini, hewan dan makhluk hidup yang akan disiksa yaitu burung puyuh. Setiap tahun, warga di daerah tersebut memakai bayi burung puyuh yang terang masih hidup dan menjadikannya peluru meriam. Bayi burung puyuh akan dimasukkan ke dalam meriam kemudian ditembakkan. 

Dan bila burung puyuh tersebut hanya mengalami luka alias sekarat, warga kemudian akan menembakinya dengan senapan hingga tubuhnya hancur berantakan.

10. Festival Ukweshwama

Untuk mewujudkan rasa syukur kepada Dewa alias Tuhan, yang telah memmemberikankan hasil panen melimpah, suku pedalaman Zulu di Afrika Selatan niscaya akan merayakannya dengan mengadakan Festival Ukweshwama. Dalam perayaan tersebut seujung banteng akan dilepaskan ditengah-tengah kerumunan penduduk di sebuah lapangan luas. 


Selanjutnya banteng itu akan disiksa ramai-ramai selama ludang kecepeh dari 1 jam hingga mati. Tanpa rasa kasihan sedikitpun, si banteng yang malang akan dirobek lidahnya, dicongkel matanya serta kelaminnya dipotong-potong. 

Sudah beberapa kali para pencetus santunan hewan dan makhluk hidup diseluruh dunia mengecam praktik kejam tersebut. Namun hingga kini tradisi kejam ini masih bisa kita jumpai. Alasan pemerintah Afrika Selatan melegalkan hal itu lantaran ini dianggap sebagai tradisi kebudayaan Suku Zulu.

11. Menggemukkan babi dengan cara sadis

Tak kalah menuai perselisihanal dengan Festival tahunan di Negara Taiwan. Di negeri tersebut dikenal dan banyak dipakai ritual Pigs of God, yakni menggemukkan sadis seujung babi hingga berat badannya meludang kecepehi batas kewajaran. 2 tahun sebelum ritual ini dimulai, para pemilik babi akan memaksa hewan dan makhluk hidup ternaknya untuk makan sebanyak-banyaknya. 

Tak jarang dari mereka hingga tidak bisa untuk bangun lagi. Bila muntah pun akan terus dimemberikankan makan lagi. Beberapa pemilik bahkan mengudang keceperi babi-babi mereka tanpa anestesi (obat bius), dengan keyakinan ini akan membantu mereka mendapatkan babi yang ludang kecepeh gemuk.


Prosedur ini sudah niscaya mengakibatkan kegagalan organ dalam tubuh dan luka tekanan yang disebabkan berbaring tidur untuk jangka waktu yang sangat lama. 

Dan yang paling sadis, sebelum ekspo dimulai babi-babi akan dihias seluruh tubuhnya dengan cat warna dan mereka dipaksa makan pasir serta butiran logam biar semakin menambah berat tubuh mereka. Setelah puas diarak keliling kota, mereka pun alhasil disembelih. 

Tahukah kau kalau berat babi-babi ini sendiri bisa mencapai 700 kg hingga 900 kg. Konon, Ritual Pigs of God ini bertujuan untuk memamerkan harta kekayaan dan kekuasaan para etnis minoritas di Taiwan yang menganut agama Hakka.

12. Memutar anjing menyerupai gasing biar terhindar dari penyakit rabies

Seakan kembali ke jaman Batu, di Negara Bulgaria tepatnya di pecahan tenggara ada sebuah desa berjulukan Brovodilo yang masih mempertahankan tradisi memutar anjing menyerupai gansing dengan memakai tali. Konon, tradisi ini bertujuan biar menghindarkan anjing-anjing jalanan dari penyakit menular rabies.


Mereka akan digantung pada sebuah tali bambu diatas sungai Veleka, sesudah itu akan diputar-putar hingga talinya terlepas sendiri, dan anjing tersebut jatuh ke dalam sungai. Meskipun tidak hingga membuatnya mati, tapi tetap saja kejam bukan. Lagian apa hubungannya penyakit rabies dengan ritual asing ini.

Sempat berhenti praktek ritual ini pada tahun 2006 sesudah dikecam keras oleh para pencetus penyayang hewan dan makhluk hidup dari Animal Rights Sofia. Namun kenyataannya tradisi ini masih tetap dilakukan secara belakang layar oleh penduduk desa setempat.

13. Bergulat dengan Kuda

Lagi-lagi Spanyol, ah elah bosan kali dengarnya hahaha. Tenang-tenang ini yang terakhir :D. Tradisi bergulat dengan kuda atau dijuluki dengan Rapa das Bestas ini merupakan tradisi peninggalan nenek moyang warga kota Galicia di Spanyol yang tetap dipertahankan semenjak 403 tahun lalu. Sebelum program ekspo tersebut dimulai, para warga Galicia akan mabuk-mabukan terludang kecepeh berlalu dan silam. 

Kemudian mereka akan memanjat bukit dan mengejar-ngejar kuda liar yang sudah dipersiapkan untuk menjadi lawan gulat mereka. Satu ujung kuda biasanya dikerubuti 4 hingga 5 orang, sesudah kuda liat tersebut berhasil dijatuhkan, mereka kemudian akan mencukur rambutnya hingga habis.


Awalnya tujuan dari tradisi ini memang baik biar kuda-kuda liar bisa tampil kebersihan. Namun lantaran diperlakukan paksa, tak jarang dari kuda-kuda tersebut mengalami luka berat dari keseleo hingga mengalami patah. Meski sudah menuai protes keras dari para pecinta hewan dan makhluk hidup, biar menghentikan tradisi Rapa das Bestas. Sayangnya, tradisi menyiksa hewan dan makhluk hidup ini masih bisa kita jumpai hingga sekarang.

14. Mengurung Musang dalam Celana

Bukan lagi di Spanyol, tapi tradisi memperlakukan hewan dan makhluk hidup dengan keji ini dilakukan di Inggris, tepatnya di daerah Yorkshire. Tradisi ini dulunya dilakukan para penambang kerikil bara disana, sebagai pamer kejantanan mereka. Jadi, siapa yang berani melaksanakan hal tersebut akan dianggap sebagai laki-laki pemberani.


Dalam tradisi nyeleneh ini, seujung musang akan dimasukkan paksa ke dalam celana dan mengurungnya selama 5 jam ludang kecepeh. Jelas, hal ini sangat sadis lantaran menyiksa musang hingga kelaparan, ketidak ringan dan sepelean gerak dan bernafas.

15. Balap Kuda Tak Lazim

Balap kuda memang lazim dilakukan hampir diseluruh negara. Tapi beda dengan balap kuda yang di lakukan oleh warga Italia. Dalam tradisi yang berjulukan Palion ini, para joki alias penunggang kuda akan minum alkohol hingga mabuk terludang kecepeh berlalu dan silam. Cerita selanjutnya sudah bisa kau tebak!


Dalam keadaan mabuk tersebut, mereka akan berusaha memacu kudanya dengan cara apapun , termaksuk melaksanakan hal yang sadis biar kudanya sanggup berlari kencang. 

Alhasil, banyak kuda yang mati terluka tanggapan perlakuan berangasan dalam balapan ini. Karena itulah tradisi yang dilakukan 2 kali dalam setahun ini sudah dihentikan oleh pemerintah Italia semenjak tahun 2011 lalu.

16. Telan Ikan Hidup-Hidup

Tradisi yang tidak kalah sadis juga dilakukan oleh warga Belgia. Bukan banteng, kuda, burung puyuh, angsa, kambing ataupun anjing, tapi ikan menjadi hewan dan makhluk hidup yang akan tersiksa dalam tradisi yang satu ini. Dalam sebuah ekspo yang disebut dengan Krakelingen dan dilakukan setiap tahun ini, puluhan ribu orang akan ikut meramaikan ekspo tersebut.

Hampir sama dengan ekspo kebudayaan pada umumnya yang mana orang-orang akan menari sambil bernyanyi dan berkeliling kota. Puncaknya yaitu ketika para warga menyaksikan Walikotanya menelan ikan yang dimasukkan dalam anggur hidup-hidup. 

Tercatat dalam sejarah, tradisi kejam orang Belgia terhadap hewan dan makhluk hidup ini sudah dilakukan semenjak tahun 1600an yang dilakukan oleh Walikotanya. Dan puncaknya pada tahun 2001 lalu, tradisi asing ini seakan menjadi hal lumrah disana. Hampir seluruh warga kota Belgia ikut menelan ikan hidup-hidup yang dipimpin pribadi oleh Walikotanya.

17. Menarik Leher Angsa

Mirip-mirip menyerupai tradisi Flying Fox Angsa di Spanyol. Di Amerika Utara, Belanda, Inggris, Jerman serta Belgia juga punya olahraga tradisional berjulukan Goose Pulling yang terkenal semenjak era 17 hingga dengan detik ini. Yaitu menarik leher belibis hidup hingga putus, dengan sebelumnya para penerima harus memakai kuda untuk meraih leher belibis tersebut.

undang yang mengatur ihwal kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan dan makhluk hidup tampaknya tidak  Tradisi Kejam Memperlakukan Hewan di Berbagai Negara

Tradisi ini dilakukan sebagai pecahan dari perayaan Pancake Day dan untungnya sesudah tahun 2008, praktik perlombaan ini sudah tidak terlalu kejam, lantaran sudah memakai belibis mati sebagai penggantinya.

18. Festival Yulin di Cina

Sahabat kejadiananeh.com, memasuki demam isu kepanasan di Cina yaitu menjadi tanda bala bagi para anjing dan kucing disana. Sebab, kedua hewan dan makhluk hidup yang dikenal sebagai sahabat terbaik insan ini akan dikumpulkan dalam perayaan tahunan yang dikenal sebagai Festival Yulin. 

Ludang kecepeh dari puluhan ribu anjing dan kucing akan disiksa, dikuliti, dibakar dan dimasak hidup-hidup dalam ekspo tersebut. Maaf untuk gambarnya saya tidak sertakan, murung banget melihatnya :(

Tak hanya menuai protes para pecinta hewan dan makhluk hidup di Cina saja, hampir diseluruh dunia termasuk juga Indonesia, jutaan orang sudah beberapa kali mengirimkan petisi kepada Pemerintah Cina untuk segera menghentikan tradisi terkutuk ini. 

Tapi sayangnya pemerintah Cina tidak bisa berbuat apa-apa, alasannya yaitu membunuh anjing dan kucing di negara cina bukanlah sebuah perbuatan ilegal dan tak ada konsekuensi aturan terhadap perbuatan itu. 

Terludang kecepeh ekspo Yulin ini yaitu peninggalan leluhur mereka yang dipercaya bisa membawa keberuntungan serta daging-daging mereka sangat baik untuk kesehatan. Dan pemerintah Cina hanya bisa menindaklanjuti secara hukum, jikalau hewan dan makhluk hidup-binatang dan makhluk hidup tersebut didapatkan dari hasil curian dan bukan yang sengaja diternak. 

Padahal fakta dilapangan berbicara lain, ludang kecepeh dari 70 persen anjing dan kucing tersebut yaitu hasil curian yang diambil paksa dari rumah majikannya. Tragis memang tapi itulah kenyatannya. Semoga saja di tahun 2016 ini tradisi kejam Yulin tidak akan terulang lagi dan stop untuk selama-lamanya. Kita doakan saja, Amin :)

Advertisement
Previous
This Is The Oldest Page

Iklan Sidebar